Sejarah Desa

  Desa Argosari adalah merupakan salah satu desa yang terletak di ibukota Kecamatan Jabung Kabupaten Malang, karena jarak dari Ibukota Kecamatan ± 8 KM.Dinamakan Argosari karena dahulu di desa ini telah datang seorang suami istri yaitu Ki Ageng Sari da Nyai Tanjung Sari yang berasal dari Kerajaan Singosari Karena letak biogravis Desa Argosari banyak berbukit dan banyak pegunungan maka dinakanlah Desa ini menjadi Desa Argosari yang mengambil dari kata Argo (Gunung) Sari ( Nama seseorang bedah Kerawang Desa tersebut yaitu Kiageng Sari dan Nyai Tanjung Sari) maka jadilah sebuah nama berdasarkan kesepakatan bersama yakni Desa ARGOSARI.

  Sejarah/ Cerita lebih rincinya tentang Desa Argosari, melalui wawancara dengan sesepuh desa  bernama Bapak Tamsir Al Supi′i yang merupakan tokoh perjuangan pada masa Veteran 2 November 1940.

  Menurut Beliau, Argosari asal mulanya adalah alas ( hutan ) yang banyak sekali pohon-pohon ,ada sesepuh desa dari kalangan orang biasa yang kemudian membabat alas ( penebangan  hutan untuk membuka areal pemukiman ) desa Argosari dan setelah babat alas, orang tersebut meninggal di Dusun Pateguhan yang ceritanya siapapun orang yang datang secara tidak sengaja mampir kerumah salah satu penduduk dengan dikasih makan yang lauk pauknya mengabil lauk yang sudah nginap akhirnya secara tidak disengaja orang tersebut dirinya menjai sakti dan itu pula masih dipercaya sampai sekarang, Kiageng Sari telah meninggal dan dimakamkan di belakang Rumahnya dan sampai sekarang makam tersebut dijadikan sebuah Danyang yang pada saat tertentu masrarakat Desa Argosari Berduyun-duyun mengadakan selamatan dan Kesenian Tradisional.”.        

  Semenjak kepemimpinan Petinggi Jimek yakni pada jaman penjajahan Belanda. Petinggi Jimek merupakan petinggi Pertama Desa Argosari. Pada jaman penjajahan Belanda seseorang jika ingin membuat rumah harus menggunakan bambu atau gedek (anyaman dari bambu)

  Belanda datang pada jaman petinggi Jimek , tetapi tidak semua penjajah Belanda berani datang ke Desa Argosari karena mereka merasa takut dengan pemerintahan petinggi Jimek. Pada jaman penjajahan Belanda rakyat Argosari sangat tertindas . Bahkan kain masih belum ada, maka semua orang menggunakan goni ( karung).

  Orang meninggal dibungkus ”klso”( tikar) . Listrik belum ada, jika ingin terang, pohon jarak yang di nyalakan sebagai lampu untuk penerangan. Setelah penjajahan Belanda berakhir, masyarakat Desa Argosari dijajah lagi oleh Jepang.Pada saat penjajahan Jepang masyarakat lebih tertindas dan menderita karena kekejamannya.

  Dari tahun ke tahun seiring perubahan zaman, baru pada sekitar tahun …… pembangunan Desa Argosari berangsur-angsur pulih dan hambatannya berkurang. Sehingga kepemimpinan Kepala Desa dalam membangun desanya mulai tertata, terarah, dan mengacu pada aturan daerah yang pasti.

  Adapun pejabat Kepala Desa (Petinggi) yang pernah memimpin di Desa Kemantren  adalah sebagai berikut :

NO.

NAMA PEJABAT

JABATAN

MASA BHAKTI

1

P. JIMEK

PETINGGI

 

1909 - 1922

2

P.JIMEK

PETINGGI

1922 - 1928

3

P.MAR

PETINGGI

1928 - 1929

4

P.PUSPO

PETINGGI

1929 - 1930

5

P. PUSPO

PETINGGI

 

1930 - 1944

6

P.DJAURI

PETINGGI

 

1944 - 1979

7

P. DJAURI

PETINGGI

1979 - 1981

8

PAIDI

PETINGGI

 

1981 - 1983

9

P.AGUS RIDWAN

KADES

 

1984 - 1992

10

P. IMAM WAHYUDI

KADES

1993- 2001

11

P.SAMAT

KADES

2002 - 2012

12

P.ARIFIN

KADES

2012- SEKARANG

  Demikianlah sejarah panjang terbentuknya Desa Argosari sampai pada para pemimpinnya, untuk menjadi sumber sejarah dan informasi bagi siapa saja yang berkepentingan.