Tentang Kami

Desa Argosari

Desa Argosari, terletak di ibukota Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang, berjarak sekitar 8 KM dari ibukota kecamatan. Nama Argosari berasal dari sejarah kedatangan pasangan suami istri, Ki Ageng Sari dan Nyai Tanjung Sari, dari Kerajaan Singosari. Desa ini dinamakan Argosari dari kata "Argo" yang berarti gunung dan "Sari" yang merupakan nama dari Ki Ageng Sari dan Nyai Tanjung Sari. Desa ini, yang dulunya hutan lebat, dibabat oleh seorang sesepuh desa untuk membuka pemukiman.

Sejarah lebih rinci tentang Desa Argosari diperoleh dari wawancara dengan Bapak Tamsir Al Supi'i, seorang veteran perjuangan pada 2 November 1940. Menurut beliau, Argosari awalnya adalah hutan yang dibabat oleh seorang sesepuh yang kemudian meninggal dan dimakamkan di Dusun Pateguhan. Hingga kini, makam tersebut dijadikan tempat sakral bagi masyarakat Desa Argosari yang mengadakan selamatan dan kesenian tradisional.

Pada masa kepemimpinan Petinggi Jimek, sekitar tahun 1909, desa ini berada di bawah penjajahan Belanda. Petinggi Jimek dikenal sebagai pemimpin yang ditakuti oleh penjajah Belanda, sehingga mereka jarang datang ke Argosari. Meskipun begitu, rakyat Argosari sangat tertindas dan hidup dalam kesulitan. Pada masa penjajahan Jepang, penderitaan semakin bertambah dengan kekejaman yang lebih besar.

Seiring berjalannya waktu dan perubahan zaman, pembangunan Desa Argosari mulai pulih. Dengan arahan dari kepala desa, pembangunan mulai tertata dan mengacu pada aturan daerah. Berikut adalah daftar pejabat kepala desa yang pernah memimpin Desa Argosari:

1. P. Jimek (1909 - 1922)
2. P. Jimek (1922 - 1928)
3. P. Mar (1928 - 1929)
4. P. Puspo (1929 - 1930)
5. P. Puspo (1930 - 1944)
6. P. Djauri (1944 - 1979)
7. P. Djauri (1979 - 1981)
8. Paidi (1981 - 1983)
9. P. Agus Ridwan (1984 - 1992)
10. P. Imam Wahyudi (1993 - 2001)
11. P. Samat (2002 - 2012)
12. P. Arifin (2012 - sekarang)